Pernyataan Sikap Mengutuk Represifitas Terhadap Mahasiswa Papua di Bali
date
Nov 17, 2022
slug
pernyataan-sikap-mengutuk-represifitas
status
Published
tags
West Papua
Sikap
summary
Represifitas disertai dengan kekerasan kembali dilakukan oleh aparat keamanan bersama ormas reaksioner terhadap mahasiswa Papua di Bali.
type
Post
Property
Tidak pernah ada demokrasi untuk orang Papua. Represifitas disertai dengan kekerasan kembali dilakukan oleh aparat keamanan bersama ormas reaksioner terhadap mahasiswa Papua di Bali.
Sedianya pada 16 November 2022 Aliansi Mahasiswa Papua akan menggelar aksi damai sebagai bentuk penolakan terhadap perhelatan G20 di Bali. Demonstrasi penolakan terhadap G20 adalah sebuah hal yang wajar dan awam dilakukan di berbagai negara tempat berlangsungnya perhelatan ini sebelumnya.
Pada 2021 lalu, Italia ditunjuk sebagai tuan rumah pertemuan G20. Sebelum dan sesaat pertemuan berlangsung, ribuan demonstran memenuhi jalanan kota Roma guna menyuarakan penolakan terhadap event G20. Aksi bisa berlangsung dengan damai dan tidak ada represifitas. Pun begitu dengan tahun-tahun pertemuan sebelumnya.
Pertemuan G20 acapkali mendapatkan tentangan karena wacana liberalisasi pasar yang dibawanya. Wacana ini tak lebih dari tambal sulam dari krisis kapitalisme yang mendera dunia. Pertemuan ini juga dilakukan di tengah besarnya desakan dari berbagai kelompok aktivis terhadap komitmen para pemimpin negara dalam menyikapi krisis iklim.
Tahun ini pertemuan G20 diselenggarakan di Indonesia, tepatnya di pulau Bali. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, perhelatan G20 kali ini diwarnai serangkaian upaya pembungkaman kepada elemen masyarakat yang berposisi menolak pertemuan G20.
Represifitas terhadap Aliansi Mahasiswa Papua dilakukan sejak pagi hari saat para demonstran hendak menuju titik aksi, Konsulat Amerika. Baru saja keluar asrama, massa aksi langsung dihadang oleh gabungan aparat keamanan dan ormas.
Penghadangan disertai dengan kekerasan. Mahasiswa Papua dilempari dengan batu, botol, kayu, bahkan ditembaki ketapel. Massa yang terdesak akhirnya mengamankan diri kembali ke dalam asrama.
Setelah melakukan penghadangan, aparat dan ormas melakukan pengepungan di depan asrama. Pengepungan dilakukan hingga sore hari. Akibat dari penghadangan yang disertai kekerasan ini, beberapa massa aksi mengalami luka-luka. Tindakan ini semakin memperlihatkan kemerosotan indeks Demokrasi di Indonesia.
Kami dari Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) mengutuk keras tindakan represif aparat dan ormas terhadap Aliansi Mahasiswa Papua di Bali sebagai tindakan pengecut dan anti demokrasi. Bersamaan dengan ini juga kami menuntut:
- Hentikan pembungkaman ruang kebebasan berekspresi, dan perpendapat di muka umum.
- Usut dan adili pelaku penghadangan, pengepungan, dan kekerasan terhadap Aliansi Mahasiswa Papua di Bali.
- Berikan ruang demokrasi seluas-luasnya bagi rakyat Papua.
Demikian pernyataan sikap ini kami sampaikan. Kami menyerukan kepada seluruh elemen gerakan sosial pro demokrasi untuk bersatu melawan segala bentuk praktek pembungkaman ruang demokrasi.
Jakarta, 17 November 2022
Ketua PEMBEBASAN
Datu Gozali