Pernyataan Sikap Solidaritas Antiimperialisme dan Antikolonialisme untuk Pembebasan Rakyat Palestina

date
Jun 23, 2024
slug
pernyataan-sikap-untuk-pembebasan-palestina
status
Published
tags
Sikap
Rilis
summary
Dukungan untuk saudara kita di Palestina bukanlah pamer kebaikan ataupun dukungan hanya untuk kaum muslim, melainkan solidaritas di berbagai bidang yang harus konsisten dan benar-benar mengenal Palestina.
type
Post
Property
notion image

Dari Sungai Hingga Samudra, Palestina Akan Merdeka!

Dukungan untuk saudara kita di Palestina bukanlah pamer kebaikan ataupun dukungan hanya untuk kaum muslim, melainkan solidaritas di berbagai bidang yang harus konsisten dan benar-benar mengenal Palestina.
Bulan ini, Idul Adha dirayakan rakyat Palestina di daerah Tepi Barat seperti kita merayakannya di Indonesia, dan dirayakan pula di Gaza tanpa hewan ternak untuk menjadi bahan masakan. Sambil merayakan hari raya, rakyat Gaza berdoa agar dapat bertahan di Gaza bersama kerabat, teman, bersama juga anak-anak tanpa orang tua, dan orang tua dengan anak-anak martir. Ada juga keluarga-keluarga yang berhasil keluar melalui gerbang Rafah dengan bantuan berbagai LSM iInternasional dan donasi internasional untuk menjadi pengungsi di Mesir.
Mengapa tidak semua meninggalkan tempat pengungsian mereka di Rafah dan mencari keselamatan di negara lain?
Selain alasan bersejarah dari Nakba 1948, ketika warga terusir dari rumah-rumahnya hingga sekarang tidak bisa kembali, sehingga banyak keengganan dari warga Palestina untuk meninggalkan negaranya, ada pula alasan yang lebih sederhana. Tidak semua warga di Gaza memiliki cukup biaya, kendaraan, atau cukup sehat untuk pergi ke negara lain, selain itu, gerbang perbatasan Rafah menuju Mesir tetap disegel oleh tentara Israel di sisi Gaza, dan tentara Mesir di sisi Mesir. Mereka memerlukan izin masuk dari sisi Mesir yang dapat diatur oleh agensi travel Mesir yang memerlukan biaya besar, per April 2024 biaya itu sebesar 5000 USD atau 82, 4 juta Rupiah per orang. Uang ini dibayarkan dari sisa uang pribadi yang dimiliki tiap pengungsi, atau dari donasi internasional yang dibuka oleh LSM internasional seperti Operation Olive Branch di sisi Mesir. Tidak banyak diketahui bahwa agensi-agensi travel di Mesir sedang untung besar dari genosida yang sedang berlangsung cepat semenjak 7 Oktober 2023, dan tidak dikritisi pula oleh organizer donasi supaya terhindar dari polemik di tengah urgensi evakuasi.
Orang-orang termiskin di pengungsian Rafah kemungkinan besar tidak memiliki akses untuk kesempatan evakuasi, sama halnya dengan orang-orang termiskin Tepi Timur Palestina tidak memiliki akses untuk menjadi pengungsi ke negara-negara lain seperti Jordania pada Nakba 1948.
Apakah ini hanya masalah pengungsian dan bantuan kemanusiaan? Apa yang diinginkan rakyat Palestina?
Tentu tidak, tetapi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup rakyat Palestina sedang diblokade oleh Israel, dibantu oleh pemerintah negara-negara tetangga Palestina yang menerima saja syarat-syarat blokade dari Israel. Makanan, air, dan kebutuhan medis sedang membusuk di gurun dan tidak diterima oleh warga yang paling membutuhkan. Sementara Amerika menjatuhkan secuil bantuan-bantuan dari udara yang telah menimpa badan manusia, menenggelamkan anak-anak, dan jatuh di atas tenda pengungsi. Kita tidak dapat mensyukuri kotak-kotak jatuh ini sebagai keberhasilan.
Untuk orang-orang di wilayah Gaza yang diblokade seperti penjara, yang mereka harapkan adalah gencatan senjata, pembukaan blokade, dan pembukaan kembali rumah sakit. Dalam belenggu kelaparan dan krisis kebutuhan dasar, yang mereka inginkan adalah hal-hal yang sangat dasar. Untuk orang-orang yang berhasil keluar dari Gaza, yang mereka harapkan adalah gencatan senjata, pembukaan blokade, dan restorasi Gaza agar mereka dapat kembali pulang untuk kembali membangun kotanya. Seperti semua pengungsi perang, mereka merindukan pulang dan bermimpi membangun kembali daerahnya.
Untuk orang-orang di Tepi Barat yang tiap hari dihadapkan dengan pemerintahan apartheid Israel, diskriminasi rasial, dan ketimpangan infrastruktur; yang mereka harapkan adalah gencatan senjata di Gaza, pembebasan tahanan perang, dan pengakuan kedaulatan Palestina oleh otoritas internasional (jika ada yang dapat betul-betul menjalankan otoritasnya). Seperti kelompok “kelas dua” di dalam rezim apartheid yang otoriter, yang mereka inginkan adalah pengakuan kemanusiaan atas kelompoknya, pembatasan otoritas penindas mereka, dan membangun kekuatan politik yang dapat menjadi gerbang kebebasan.
Bahkan partai-partai politik Palestina seperti Baath, Fatah, PFLP, dan Hamas (di Gaza) yang memiliki cita-cita lebih tinggi untuk Palestina harus menyampaikan tuntutan-tuntutan yang direduksi; pengakuan Palestina sebagai negara berdaulat oleh komunitas internasional termasuk Israel, representasi Palestina dalam daerah-daerah Israel yang memiliki populasi bangsa Palestina, dan pembukaan blokade.
Mimpi kemerdekaan Palestina yang bersatu masih hidup melalui slogan, karya seni, tulisan-tulisan, dan benak bangsa Palestina. Palestina tanpa pendudukan Israel, dari sungai hingga samudra. Persatuan daerah-daerah dan suku-suku yang bernasib sama, yaitu pengalamandidominasi Ottoman, lalu Inggris, lalu dijajah Israel dan sekutunya. Sama seperti persatuan bangsa Indonesia yang sama-sama bernasib terjajah, lalu membebaskan diri bersama.
Jika penjajahan itu jauh di sana, apa yang kita harus lakukan di sini?
Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi masih memperbolehkan perdagangan swasta dengan swasta ke Israel. Minyak sawit (31.1 juta USD di tahun 2022), minyak sayur (14,9 juta USD di tahun 2022), serat dan tekstil (140 juta USD di tahun 2023), dan mesin pabrik (140,5 juta USD di tahun 2022). Pemerintah Indonesia terbukti berpangku tangan, membiarkan Israel memperkuat dan memperkaya diri melalui perdagangan. Meskipun mengecam pengeboman Israel ke Gaza, perwakilan Indonesia di PBB juga mengutuk Hamas pada 2023, seolah yang dilakukan Hamas bukan usaha gerilya untuk membebaskan diri dari penderitaan yang disebabkan Israel.
Militer Indonesia juga bekerja sama secara erat dengan militer Amerika Serikat yang terus menerus menyuplai amunisi ke Israel, bahkan mempersiapkan diri untuk mengirim serdadu untuk membantu penjajahan Israel. Melalui ajang tahunan Operation Super Garuda Shield,  yang di dalamnya  militer Indonesia dan Amerika Serikat berlatih bersama, unjuk kecanggihan senjata ini menjadi ajang jual beli teknologi militer, dan jabat tangan stakeholder kompleks industri peperangan Amerika Serikat dengan petinggi-petinggi oligarki Indonesia. Amerika Serikat terang-terangan menjadi sekutu terkuat Israel, tetapi dominasinya melalui imperialisme membuat pemerintah borjuasi negara-negara seperti Indonesia tutup mulut dari kritik, apalagi tindakan nyata.
Indonesia juga memiliki hubungan diplomasi yang baik dengan Arab Saudi, yang sekarang menggunakan kekayaan negara dari jamaah haji untuk membungkam opini-opini pro-Palestina, serta melakukan pengawasan sipil yang represif. Bahkan Sultan Mohammed bin-Salman terang-terangan menyatakan dukungannya terhadap “usaha menghancurkan Hamas”. Negara-negara Islam lain yang memiliki hubungan silent partner dengan Israel termasuk Uni Emirat, Maroko, Oman, dan Bahrain. Pendudukan dan penjajahan Palestina tidak pernah, dan sedang tidak didasari oleh agama, melainkan perampasan tanah, kekayaan, dan nyawa untuk kepentingan akumulasi keuntungan.
Mengetahui komplisitas Indonesia melalui entitas swasta, badan militer, dan perwakilan pemerintah di panggung Internasional; warga sipil seperti kita boleh, dan harus menjaga kewarasan untuk memiliki sikap tersendiri.
Pertimbangan-pertimbangan sikap kita adalah:
  1. Pemerintah Indonesia yang hanya mendukung Palestina melalui donasi, tetapi masih menormalisasi hubungan dagang dengan entitas swasta Israel, dan hubungan militer melalui sekutu terbaik Israel yaitu Amerika Serikat.
  1. Pemerintah negara-negara Arab bersikap munafik atas dukungan mereka terhadap Palestina, tapi di belakang layar bekerja sama dengan Israel untuk represi opini anti kolonialisme dan anti imperialisme.
  1. Gerakan boikot yang menjadi salah satu cara paling efektif bagi warga sipil untuk berpartisipasi dalam solidaritas untuk melemahkan ekonomi Israel, dan entitas-entitas bisnis yang mendukung Israel.
  1. Adanya kerjasama institusi-institusi pendidikan Indonesia dengan perusahaan-perusahaan teknologi yang sedang mengambil banyak keuntungan dari genosida rakyat Palestina.
Maka kami menyatakan sikap sebagai berikut:
  1. Mendukung penuh segala usaha rakyat Palestina untuk membebaskan diri dari penjajahan.
  1. Mengecam kerja sama militer Indonesia dengan militer Amerika Serikat di Operasi Super Garuda Shield.
  1. Mendukung dan berpartisipasi dalam gerakan BDS (Boycott - Divest - Sanction) yang dilakukan di Indonesia.
  1. Menuntut kampus-kampus di Indonesia untuk menghentikan kerja sama dengan entitas bisnis yang mengambil keuntungan dari genosida rakyat Palestina.
  1. Tidak akan bepergian ke negara-negara Arab yang terlibat dalam genosida di Palestina, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Maroko, Oman, dan Bahrain.
  1. Menuntut Pemerintah Indonesia agar menghentikan segala bentuk kunjungan ke Israel, baik itu kunjungan diplomasi, bisnis, maupun wisata.
  1. Menuntut Pemerintah Indonesia agar menghentikan segala bentuk kerja sama bisnis dan perdagangan dengan Israel.
  1. Mengajak seluruh gerakan rakyat untuk menyerukan dihentikannya segala bentuk blokade terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
  1. Mendesak seluruh komunitas internasional untuk menghormati hak-hak rakyat Palestina secara setara.
Demikian sikap kami. Salam Pembebasan Nasional.
Dari Sungai Hingga Samudra, Palestina akan Merdeka!
Medan Juang, 24 Juni 2024

© PEMBEBASAN 2010 - 2024